Teori Petumbuhan dan Perkembangan kota
Hubungan besarnya
kota dan pertumbuhan kota
Industri kota membuat kota semakin berkembang dan
penting. Dengan adanya Industri sehingga diperlukan tenaga kerja dan dengan
adanya tenaga kerja, maka dapat menghasilkan pasar domestik, regional,
nasional, internasional.
Teori Petumbuhan
Kota
1.)
Central Place
Teori Tempat
Pusat oleh Christaller (1933), menjelaskan bagaimana susunan dari besaran
kota, jumlah kota, dan distribusinya di dalam satu wilayah. Model Christaller
menggambarkan area pusat-pusat kegiatan jasa pelayanan cenderung tersebar di
dalam wilayah membentuk pola segi enam, yang secara teori bisa memberikan
keuntungan optimal pada kegiatan tersebut. Tempat – tempat pusat tersebut yakni sebagai suatu tempat
yang menyediakan barang dan jasa-jasa bagi penduduk daerah belakangnya.
Teori ini dapat berlaku apabila memiliki karakteristik
sebagai berikut
1.
Wilayahnya datar dan tidak berbukit
2. Tingkat ekonomi dan daya
beli penduduk relative sama
3. Penduduk memiliki kesempatan
yang sama untuk bergerak ke berbagai arah
2.)Teori Basis Ekonomi (Economic
Base)
Teori economic base menyatakan bahwa faktor
penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu kota berhubungan langsung dengan permintaan
barang dan jasa dari luar kota itu sendiri.
Ferroux dalam Mudrajad Kuncoro (2002), menyatakan
bahwa pusat pertumbuhan ekonomi itu merupakan suatu tempat dalam suatu ruang
atau suatu wilayah, dari mana kekuatan-kekuatan sentrifugal memancar dan kemana
kekuatan-kekuatan sentripental ditarik. Konsep pusat pertumbuhan ekonomi ini
sebagai suatu gugusan industri-industri, baik yang saling terkait maupun yang
berdiri sendiri-sendiri, yang kemudian berkembang menjadi kota dan berlokasi
pada suatu tempat tertentu dalam suatu wilayah.
Myrdai dalam Tulus T.H. Tambunan (2001a),
berpendapat bahwa pada pusat-pusat pertumbuhan ekonomi akan berkembang industri-industri
yang akan memancarkan berbagai bentuk keuntungan {spread effect) ke
wilayah sekitarnya berupa permintaan hasil-hasil produksi dari wilayah sekitarnya
sehingga perekonomian wilayah sekitar pusat pertumbuhan ekonomi akan ikut
berkembang
3.)Teori Basis
Ekspor (Export Base Theory)
Teori basis ekspor adalah bentuk model pendapatan
yang paling sederhana. Teori ini menyederhanakan suatu sistem regional menjadi
dua bagian yaitu daerah yang bersangkutan dan daerah-daerah lainnya. Masyarakat
di dalam satu wilayah dinyatakan sebagai suatu sistem sosial ekonomi. Sebagai
suatu sistem, keseluruhan masyarakat melakukan perdagangan dengan masyarakat
lain di luar batas wilayahnya.
Bertambah banyaknya kegiatan basis dalam suatu
wilayah akan menambah arus pendapatan ke dalam wilayah yang bersangkutan yang
selanjutnya menambah permintaan terhadap barang atau jasa di dalam wilayah
tersebut sehingga pada akhirnya akan menimbulkan kenaikan volume kegiatan non
basis. Sebaliknya, berkurangnya aktivitas basis akan mengakibatkan berkurangnya
pendapatan yang mengalir ke dalam suatu wilayah sehingga akan menyebabkan
turunnya permintaan produk dari aktivitas non basis (Richardson 1977).
Teori Perkembangan Kota
1.)
Teori Konsentris
Menurut Teori Konsentris
(Burgess,1925) DPK atau CBD adalah pusat kota yang letaknya tepat di tengah
kota dan berbentuk bundar yang merupakan pusat kehidupan sosial, ekonomi,
budaya dan politik, serta merupakan zona dengan derajat aksesibilitas tinggi
dalam suatu kota. DPK atau CBD tersebut terbagi atas dua bagian, yaitu:
pertama, bagian paling inti atau RBD (Retail Business District) dengan kegiatan
dominan pertokoan, perkantoran dan jasa; kedua, bagian di luarnya atau WBD
(Wholesale Business District) yang ditempati oleh bangunan dengan peruntukan
kegiatan ekonomi skala besar, seperti pasar, pergudangan (warehouse), dan
gedung penyimpanan barang supaya tahan lama (storage buildings).
Keterangan :
- Zona 1: Zoona pusat wilayah kegiatan.
- Zona 2: Zona dimana terdapat grossier dan manufactur.
- Zona 3: Zona wilayah permukiman kelas rendah.
- Zona 4: Zona permukiman kelas menengah.
- Zona 5: Zona permukiman kelas tinggi.
1.) Teori Sektoral (Sector Theory) dari Homer Hoyt
Bahwa kota tersusun sebagai berikut :
- Pada lingkaran dalam terletak pusat kota (CBD) yang terdiri dari atas bangunan kantor, hotel, bank, dan pusat perbelanjaan
- Pada
sektor tertentu terdapat kawasan industri ringan dan perdagangan
Dekat pusat kota dan dekat sektor pada nomor 2, terdapat sektor murbawisma, yaitu tempat tinggal kaum buruh - Agak jauh dari pusat kota dan sektor industri serta perdagangan, terletak sektor madyawisma, yaitu permukiman golongan menengah
Keterangan
:
- Zona pusat wilayah kegiatan
- Zona peralihan
- Zona permukiman kelas proletar.
- Zona permukiman kelas menengah.
- Zona penglaju.
1.)
Teori Inti
Berganda (Multiple Nuclei)
Strutur ruang kota meliputi:
·
Pusat kota (CBD)
·
Kawasan niaga dan industri ringan
·
Kawasan murbawisma, tempat tinggal
berkualitas rendah
·
Kawasan madyawisma, tempat tinggal
berkualitas menengah
·
Kawasan adiwisma, tempat tinggal
berkualitas tinggi
·
Pusat niaga berat
·
Pusat niaga/perbelanjaan lain di
pinggiran
·
Upakota (suburban), untuk kawasan
madyawisma dan adiwisma
·
Upakota (suburban), untuk kawasan
industry
Keterangan:
- Zona 1: Zona pusat wilayah kegiatan.
- Zona 2: Zona wilayah terdapat para grossier dan manufactur.
- Zona 3: Zona wilayah permukiman kelas rendah.
- Zona 4: Zona permukiman kelas menengah.
- Zona 5: Zona permukiman kelas tinggi.
- Zona 6: Zona manufactur berat
- Zona 7: Zona wilayah di luar pusat wilayah Kegiatan (PWK)
- Zona 8: Zona wilayah permukiman sub urban
- Zona 9: Zona wilayah industri sub urban
Tidak ada komentar:
Posting Komentar